ansormesir.org– Senin(9/9) Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Sahabat H. Addin Jauharudin bersama rombongan dan kader-kader Ansor Mesir menemui Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad At-Thayeb di Masyikhoh Al-Azhar, Darrasah, Kairo.
Hal ini tentu suatu yang sangat membahagiakan, karena di Tengah kesibukan Grand Syekh, beliau berkenan menemui rombongan Ketum Ansor dan berbincang hangat bersama. Suasana sangat penuh dengan atmosfer yang ramah dan penuh kehangatan.
“Gus Ketum sangat bahagia sekali dengan kesempatan emas ini. kami pun tidak mengira bisa bertemu langsung dengan Imam Akbar ditengah kesibukkanya yang sangat padat.” Tutur Gus Nadhif.
Dalam pertemuan ini Gus Nadhif berperan sebagai penerjemah, antara Syekh Ahmad Thayeb dengan Ketum Addin. Tersebab memang Gus Nadhif sebelumnya merupakan Alumni Al-Azhar tahun 2009 yang kemudian menjadi Pimpinan Pusat GP Ansor.
Beliau juga menuturkan ketika berbincang dengan Imam Akbar itu langsung terbentuk chemistry yang luar biasa. Bahkan Gus Nadhif merasa ketika beliau berbicara itu seperti melihat Rais Amm NU dari masa ke masa ada pada diri Grand Syekh. Karena semua yang diucapkan beliau itu sama seperti yang diucapkan mbah Sahal Mahfudz, mbah Yai Ali Maksum dan lain-lain.
Syekh Ahmad Tayyib mengatakan kepada Gus Ketum bahwasanya “tantangan kita sama.” Beliau menjelaskan tantangan terbesar dari kita sekarang adalah masih sama yaitu kaum salafi dan sekarang ditambah dengan kaum ateis dengan pendanaan yang tak terbatas.
Ini adalah benar-benar menjadi tantangan terbesar dan terberat baik di Indonesia maupun Mesir yang mana mereka hendak menghancurkan pemahaman Aswaja dengan mendoktrin pemahaman-pemahaman yang tidak benar.
Sebagai bentuk kerja sama nyata antara GP Ansor dan Al-Azhar, Syekh Ahmad Ath-Thayyib memberikan izin untuk mendirikan Cabang Markaz Imam Asy’ari li a-Buhûts wa ad-Dirâsah al-‘Aqdiyyah di Indonesia. Gayung bersambut, GP Ansor dengan MDS Rijalul Ansor-nya siap menjalankan demi turut membumikan paham ahlusunnah waljamaah dengan perspektif Al-Azhar.
Syekh Ahmad Tayyib juga melihat bahwasanya beliau selalu memperhatikan para anak didiknya di Azhar ini, khususnya para Masisir Nahdliyyin. “Kalian ini menjajah kami Mesir dan Al-Azhar, tapi saya mendukung penjajahan ini.” ujar beliau dengan nada bercanda. Hal itu sebagai isyarat senangnya beliau atas jumlah Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar yang besar dan semakin meningkat.
Beliau juga membuka diplomasi yang sebesar-besarnya untuk Ansor dan Azhar kedepanya. Segala jenis kerja sama, beliau persilahkan. Bahkan secara khusus beliau mengatakan, “Ambil apapun yang bisa kalian ambil dari apa yang bisa kami berikan.”
Forum ini juga dihadiri oleh Dr. Nahlah yang merupakan penasihat Grand Syekh Al-Azhar untuk Bidang Pemberdayaan Mahasiswa Asing dan Dr. Sahar Nashr penasihat Grand Syekh Al-Azhar untuk Bayt al-Zakat. Keduanya merupakan bukti inklusifitas Syekh Ahmad Thayyib dengan memosisikan Wanita dengan tempat yang tepat.
Gus Nadhif mengatakan saat rombongan hendak undur diri, dan meminta maaf karena telah ‘mencuri’ waktu Grand Syekh yang sangat berharga ini namun tak diperkenankan oleh beliau. Beliau menyuruh rombongan untuk sebentar lebih lama berbincang sembari menghabiskan teh yang telah disediakan.
Diakhir Gus Nadhif mengingatkan kepada para kader Nahdliyyin khususnya dan kepada Masisir umumnya untuk tidak sekali-kali mensia-siakan kepercayaan Azhar yang telah diberikan kepada kita, karena itu sangat mahal harganya. Beliau juga mengingatkan untuk selalu semangat dan lebih giat lagi dalam belajar di Azhar ini karena kalian disini waktunya tak lama.
Baca Kabar menarik lainnya dari Ansor Mesir di Rubrik Kabar.
Tidak ada komentar