Amalan Malam Nisfu Syakban

waktu baca 4 menit
Kamis, 17 Mar 2022 14:50 0 13 Ansor Mesir

Ansormesir.org-Malam Nisfu Syakban adalah malam pertengahan bulan Syakban. Dalam penghitungan kalender hijriah, pergantian hari masuk saat terbenamnya matahari. Jadi, pertengahan bulan ini diawali tepat ketika matahari tanggal 14 Syakban terbenam. Malam ini mempunyai banyak nama, seperti al-laylah al-mubârakah (malam penuh berkah), laylah al-qismah wa al-taqdîr (malam penentuan takdir), laylah al-takfîr (malam penghapusan dosa), laylah al-ijâbah (malam dikabulkannya doa), laylah ‘îd al-malâikah (malam hari raya Malaikat), laylah al-hayâh (malam kehidupan), laylah al-syafâ’ah (malam penuh syafaat) dan nama-nama lainnya. Nama-nama ini dijelaskan oleh Syekh Salim As-Sanhuri dalam kitab al-Kasyf wa al-Bayân ‘an Fadlâil Laylah al-Nishf min al-Sya’bân.

Malam ini merupakan malam yang dinanti-nantikan oleh umat Islam, karena banyaknya faedah yang dapat diraih di dalamnya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya nama-nama yang dimiliki oleh malam ini. Semua nama-nama di atas mempunyai landasan dalil. Misalkan, nama laylah al-ijâbah, Syekh As-Sanhuri menyebutkan hadis riwayat Abi Umamah RA., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ‹‹خَمْسُ لَيَالٍ لَا يُرَدُّ فِيْهِنَّ الدُّعَاءُ: لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ، وَأَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَتَا الْعِيْدَيْنِ››. “(Ada) lima malam yang ketika berdoa di dalamnya pasti dikabulkan, malam Jumat, malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syakban dan dua malam hari raya (Idulfitri dan Iduladha)”. (HR Ad-Dailami)

Untuk meraih faedah dan keutamaan malam ini, masyarakat muslim nusantara biasanya mengisinya dengan beberapa amaliah, di antaranya adalah membaca surat Yasin, salat tasbih, sedekah dan lain sebagainya.

Khusus untuk amaliah membaca surat Yasin, lazimnya masyarakat muslim nusantara membacanya dengan tata cara tertentu, yaitu membaca surat Yasin tiga kali setelah salat magrib. Sebelum memulai setiap bacaan, biasanya akan didahului dengan niat baik untuk keperluan tertentu, misalnya diberi umur panjang dan berkah, diberi rezeki melimpah dan berkah, juga diberi tetap rezeki selalu iman dan Islam serta husnulkhatimah. Lantas, bolehkah membaca surat Yasin dengan niatan seperti di atas?

Masalah ini telah dikupas tuntas oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki dalam kitab Mâ Dzâ Fî Sya’bân?, beliau berkata:

لَكِنْ لَا مَانِعَ أَنْ يُضِيْفَ الْإِنْسَانُ إِلَى عَمَلِهِ مَعَ إِخْلَاصِهِ مَطَالِبَهُ وَحَاجَاتِهِ الدِّيْنِيَّةِ وَالدُّنْيَاوِيَّةِ، الْحِسِّيَّةِ وَالْمَعْنَوِيَّةِ، الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ، وَمَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ يٰسٓ أَوْ غَيْرَهَا مِنَ الْقُرْآنِ للهِ تَعَالَى طَالِبًا الْبَرَكَةَ فِي الْعُمْرِ، وَالْبَرَكَةَ فِي الْمَالِ، وَالْبَرَكَةَ فِي الصِّحَّةِ فَإِنَّهُ لَا حَرَجَ عَلَيْهِ، وَقَدْ سَلَكَ سَبِيْلَ الْخَيْرِ (بِشَرْطٍ أَنْ لَا يَعْتَقِدُ مَشْرُوْعِيَّةَ ذَلِكَ بِخُصُوْصِهِ) فَلْيَقْرَأْ يٰسٓ ثَلَاثًا، أَوْ ثَلَاثِيْنَ مَرَّةً، أَوْ ثَلَاثَ مِئَةِ مَرَّةٍ، بَلْ لِيَقْرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ للهِ تَعَالَى خَالِصًا لَهُ مَعَ طَلَبِ قَضَاءِ حَوَائِجِهِ وَتَحْقِيْقِ مَطَالِبِهِ، وَتَفْرِيْجِ هَمِّهِ، وَكَشْفِ كَرْبِهِ، وَشِفَاءِ مَرَضِهِ، وَقَضَاءِ دَيْنِهِ، فَمَا الْحَرَجُ فِيْ ذَلِكَ؟ .. وَاللهُ يُحِبُّ مِنَ الْعَبْدِ أَنْ يَسْأَلَهُ كُلَّ شَيْءٍ؛ حَتَّى مَلْحَ الطَّعَامِ وَإِصْلَاحِ شِسْعِ نَعْلِهِ.

“Akan tetapi tidak ada larangan bagi seseorang yang ikhlas melakukan amaliah ini untuk mengiringi amal salehnya dengan permintaan dan permohonan hajat; agama dan dunia, jiwa dan raga, lahir dan batin. Barang siapa yang membaca surat Yasin atau surat-surat Al-Quran lainnya karena Allah SWT semata, kemudian diiringi dengan permohonan keberkahan pada usia, harta, dan kesehatan, maka hal itu bukanlah suatu kesalahan. Dan sungguh ia telah menempuh jalan yang baik (dengan catatan ia tidak meyakini bahwa amal salehnya itu diperintahkan agama secara khusus hanya untuk hajat-hajat yang ia sebutkan tersebut). Maka silakan membaca surat Yasin 3 kali, 30 kali, 100 kali, atau mengkhatam-kan 30 juz Al-Quran, akan tetapi bacalah Al-Quran tersebut secara ikhlas hanya karena Allah SWT semata, sekalipun kemudian, ia diiringi dengan permohonan atas segala hajat, doa agar harapan terwujud, permintaan agar dibukakan dari kebimbangan, pengharapan agar dibebaskan dari kesulitan, permohonan kesembuhan dari penyakit dan permintaan kepada Allah agar utang terbayar. Apa salahnya memohon kepada Allah setelah melakukan ibadah? Sedangkan Allah SWT sendiri menyukai hamba-Nya yang meminta segala sesuatu hanya kepada-Nya, hingga pun permintaan itu hanya berupa garam pelengkap masakan dan reparasi tali sandal yang rusak”. (Lihat Mâ Dzâ Fî Sya’bân?: 119)

 

Sayyid Muhammad bin Alwi menyatakan secara jelas bahwa permohonan, munajat dan doa kepada Allah SWT tidak menafikan keikhlasan amal tertentu. Artinya, para hamba Allah SWT boleh saja berdoa kepada Allah SWT agar memenuhi segala hajatnya tanpa harus khawatir akan berkurangnya pahala amalnya. Ini yang disebut dalam istilah agama dengan sebutan “Tawasul”. Atau menjadikan wasilah amal saleh tertentu agar hajat yang ia inginkan dapat segera tercapai. Allah SWT juga memerintahkan seorang yang beriman untuk melakukan tawasul, Ia berfirman:

(يَـــٰآ أَيُّهَا ٱلَّذِيْنَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا اللَّهَ وَٱبْتَغُوا إلَيْهِ الْوَسِيلَةَ)

“Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah perantara untuk sampai kepada-Nya.” (QS Al-Maidah: 35)

Terkait tafsir untuk ayat di atas, Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan:

(يَــٰآ أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ)

خَافُوا عِقَابَهُ بِأَنْ تُطِيعُوهُ

(وَابْتَغُوا)

اطْلُبُوا

(إلَيْهِ الْوَسِيلَة)

مَا يُقَرِّبكُمْ إلَيْهِ مِنْ طَاعَته

“(Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah) takutlah akan siksa-Nya dengan cara taatlah pada perintah-Nya. (dan carilah perantara untuk sampai kepada-Nya) berupa amal ketaatan yang dapat mendekatkan kalian kepada-Nya,” (Tafsîr al-Jalâlayn).

 

Dengan melihat keterangan di atas, jelas bagi kita bahwa amaliah membaca surat Yasin pada malam Nisfu Syakban dengan tata cara dan hajat tertentu bukanlah satu amaliah yang tidak memiliki landasan dalil. Pembacaan surat Yasin (juga bacaan Al-Quran yang lain) bahkan sangat dianjurkan untuk menjadi wasilah mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa pada malam dikabulkannya segala doa ini. Wallâhu a’lam.


Sayyid Muhammad bin Alwi menyatakan secara jelas bahwa permohonan, munajat dan doa kepada Allah SWT tidak menafikan keikhlasan amal tertentu. Artinya, para hamba Allah SWT boleh saja berdoa kepada Allah SWT agar memenuhi segala hajatnya tanpa harus khawatir akan berkurangnya pahala amalnya. Ini yang disebut dalam istilah agama dengan sebutan “Tawasul”.

Artikel ini ditulis oleh tim kepenulisan Departemen Keilmuan dan Ideologi masa khidmat 2019/2021.

Baca juga Essai, Opini dan Sastra dalam rubrik Selasar. Lihat artikel tentang Aswaja, dalam rubrik Mimbar.

Ansor Mesir

Admin Website Ansor Mesir

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA