ansormesir.org– Sabtu, 2 Maret 2024 Lembaga Seniman Budayawan Muslimin (Lesbumi) PCINU Mesir bersama dengan PC GP Ansor Mesir, PCI Fatayat NU Mesir dan Marhalah Antariksa berkolaborasi mengadakan Safari Budaya. Acara ini bertujuan mengenalkan tempat-tempat bersejarah di Mesir beserta informasi detail nan uniknya kepada segenap warga Nahdliyin di Mesir. Safari ini mulai tepat pukul sepuluh pagi dengan menjelajahkan Kawasan Syari’ Mu’iz Lidinillah dan berakhir dengan salat Ashar berjamaah di Masjid al-Muayyad pukul setengah lima sore dengan diikuti sebanyak 45 peserta.
Tepat pukul sepuluh pagi, para peserta telah berkumpul di jembatan penyeberangan bawah tanah (nafaq) al-Azhar. Rombongan kemudian berjalan bersama menuju Kawasan Syari’ Muiz Lidinillah di bawah panduan Agus Muhammad Wifqi Zidan Hailala selaku Ketua Lesbumi. Sesampainya di sana rombongan merapat ke empat destinasi, yaitu Khanqah az-Zhahir Barquq, Madrasah an-Nasir Qalawun, Kompleks al-Manshur Qalawun dan Mausolium Najmuddin Ayyub. Di sana Gus Zidan bersama Kang Wilhan menerangkan secara detail mulai dari historitas destinasi, arsitektur, fungsi pada masanya hingga sisi lain kisah Sejarah di belakangnya. Para rombongan dengan antusias menyikap setiap penjelasan oleh para pembimbing yang luar biasa tersebut.
Setelah kurang lebih dua setengah jam berkeliling Kawasan Syari’ Muiz, rombongan bergeser menuju kompleks al-Ghuri. Di sana para peserta disajikan bangunan bersejarah berupa makam Sultan al-Ghuri, mekanisme Sabil-Kutab (Sabil merupakan fasilitas distribusi air publik dan Kuttab ialah tempat pengajaran ilmu agama pada zaman dulu), Kubah al-Ghuri bahkan menaiki sampai puncak atapnya. Setelah shalat Dzuhur, safari berlanjut ke Kawasan Bab Zuwailah. Dinamakan demikian sebab nisbat kepada suku Barbar Zawilah yang menjadi tentara Dinasti Mamluk saat itu dan kemudian dibaca tashgîr sesuai lahjah Mesir. Sesampainya di sana rombongan disajikan pemandangan dari ketinggian dua menara Gerbang Zuwailah beserta mekanisme pertahanannya.
Seusai menaiki dan berkeliling kompleks Bab Zuwailah, rombongan berkumpul di Masjid al-Muayyad guna melaksanakan shalat Ashar. Kang Wilhan menjelaskan dulunya merupakan penjara yang pernah ditempati Sultan Muayyad juga. Tempat itu dahulunya tempat menyiksa dan mengurung para tahanan perang, maka raungan dan rintihan kerap terdengar di sana. Sultan Muayyad kemudian mengubah tempat itu menjadi masjid agar rintihan itu berubah menjadi doa para penghuninya. Ditemani angin sepoi-sepoi khas musim peralihan akhir perjalanan panjang ini ditutup dengan ngobrol santai di pelataran masjid al-Muayyad dipandu Gus Zidan dan Kang Wilhan. Demikian Safari Budaya edisi perdana ini, sampai jumpa di edisi selanjutnya!
Reporter: Afifullah al-Asy’ari
Jangan lupa baca berita lainnya di Rubrik Kabar, ya!
Tidak ada komentar