Surat Kabar Shaut al-Azhar Edisi 1205; Syaikh al-Azhar : “Moderasi Islam, Menuju Kebaikan Umat”

waktu baca 4 menit
Kamis, 2 Mar 2023 08:48 0 14 Ansor Mesir

 

ansormesir.org-Edisi ini terbit pada 2 Sya’ban 1444 H, di sini penjelasan Grand Imam Ahmad Ath-Thayyib mengenai ‘Wasathiyyah al-Islam’ diangkat sebagai sorotan utama. Beliau menerangkan bahwa sifat wasatan yang dilekatkan Allah SWT pada umat Islam mengandung arti ‘keadilan’. Maka Umat Islam adalah golongan yang memperjuangkan kebenaran serta menolak perkara batil. Kendati demikian, penyematan sifat adil tidak berarti seluruh personal umat Islam adalah orang yang adil secara hakikat, namun lebih mengarah pada nilai universal umat Islam itu sendiri.

Selanjutnya, pada halaman kedua terdapat berita mengenai kunjungan delegasi Yayasan Rumah Ibadah Amerika Serikat ke Al-Azhar. Pada kesempatan ini, Menteri Urusan Imigrasi dan Ekspatriat Mesir, Suha El-Ghendy turut menemani delegasi Amerika tersebut bertemu dengan masyâyikh Al-Azhar. Dalam kunjungan itu, Grand Imam Prof. Dr. Ahmad Ath-Thayyib menyampaikan pandangan Islam terhadap kesetaraan gender. Perempuan yang kerap didiskriminasi di luar, sejatinya memiliki hak yang setara dengan laki-laki baik dalam tataran pendidikan, sosial, hingga politik. Penafsiran keliru oleh sebagian golongan, tidak lantas mewakili nilai Islam secara keseluruhan. Siapa yang keluar dari kebenaran Islam otomatis bukan bagian dari Islam.

Di halaman ketiga, Sekretaris Jenderal Muslim Council of Elders Muhammad Abdussalam menerima kunjungan George Furry, ketua senat Kanada di Abu Dhabi. Pada pertemuan tersebut Abdussalam mengapresiasi Kanada dalam menebarkan nilai-nilai toleransi, kesetaraan, koeksistensi, dan kemanusiaan di negaranya bahkan di dunia. Senada dengan apresiasi itu, George juga memuji tokoh-tokoh Muslim yang telah menjalin tali persaudaraan dengan para pemeluk agama lain. Upaya-upaya semacam ini perlu terus dilestarikan agar tercipta kedamaian global dan mengikis paham islamofobia yang masih santer di mana-mana.

Pada halaman ke-empat, akan kita temui informasi terkait salah satu progres besar Al-Azhar dalam dunia kedokteran. Program Beasiswa Erasmus Uni Eropa sepakat untuk menjalin kerja sama antara Fakultas Kedokteran Lieannus, Swedia, dengan Fakultas Kedokteran Al-Azhar. Dalam MoU ini, disepakati beberapa hal, di antaranya: Pemberian bantuan berupa pengadaan fasilitas dan pelatihan teknologi informasi dan teknik (ICET) yang diperlukan Mesir untuk membangun dunia medisnya. Pengembangan teknologi ini bukan hanya dilakukan di Al-Azhar, tapi juga di Universitas Al-Badr Provinisi Asyuth dan banyak kampus lainnya di seluruh dunia.

Kemudian melompat ke halaman delapan, dalam rubrik ‘Ailah al-Azhariyah’, tertulis ulasan tentang tokoh sastrawan modern, yakni Ahmad Hasan Az-Ziyat. Ia dilahirkan di Desa Kafr ad-Damirah Provinsi ad-Daqahliyah, pada April tahun 1885 M. Az-Ziyat banyak belajar pada guru-guru di desanya sendiri semasa kecilnya, bahkan menguasai ‘qiraat sab’ah’ dalam satu tahun. Pada usia 13 tahun, Az-Ziyat menimba ilmu ke Al-Azhar selama sepuluh tahun. Di sana ia belajar kepada masyâyikh Al-Azhar, di antaranya adalah Syekh Al-Marshafi, seorang guru besar sastra kala itu. Atas peran Az-Ziyat, juga terbit Majalah Ar-Risalah untuk pertama kali. Majalah itu memuat berbagai karya sastra fenomenal timur dan Barat. Selain produktif melahirkan karya, Az-Ziyat juga aktif mengajar di berbagai universitas swasta di Mesir dan juga Amerika Serikat. Az-Ziyat wafat di usia 83 tahun pada 1968 M.

Sebagai penutup, di halaman ke-sembilan, ada tiga pembahasan menarik tentang kecerdasan buatan (Artificial Intellegence), isu bunuh diri wanita di Afghanistan, dan mesin pembunuh paling mematikan yaitu senjata biologis. Terkait AI (Artificial Intellegence), Shaut Al-Azhar memperingatkan bahaya teknologi tersebut. AI seperti ChatGPT dinilai bisa mengganggu proses pembelajaran bila tidak dimanfaatkan dengan baik. Meski demikian, tentu tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Dunia kelak akan dikuasai robot-robot canggih. Maka dari itu, kita wajib untuk turut menguasainya, supaya akal manusia tidak dikalahkan.

Afghanistan belakangan ini juga selalu menjadi pembahasan menarik. Setelah dikuasai Taliban, keseimbangan tatanan sosial di sana mengalami degradasi yang signifikan. Wanita ditempatkan di kasta kedua dan dilarang mengakses banyak hak mereka. Akibatnya, tak sedikit dari mereka yang mengalami stres dan bunuh diri. Kemudian mengenai senjata biologis, ada banyak sekali varian yang dapat digunakan. Mereka mengembangkannya di laboratorium khusus untuk dapat menciptakan virus sesuai kehendak masing-masing. Observatorium Al-Azhar terus melakukan pemantauan mengenai pengembangan senjata biologis ini.

Demikian ringkasan dari surat kabar Shaut Al-Azhar edisi kali ini. Meski sangat singkat, semoga dapat menjadi wasilah untuk menambah kecintaan kita terhadap Al-Azhar. Untuk versi lengkapnya di baca di sini ya!

Shaut al-Azhar1205.Pdf

Baca juga tulisan-tulisan menarik lainnya di Mimbar dan Selasar ya!

Oleh: Al-Fayyadh Maulana

Editor: M. Yusron Wafi

 

 

Ansor Mesir

Admin Website Ansor Mesir

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA