Ansormesir.org–Berita merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Pentingnya karena, berita adalah salah satu sarana penyebaran informasi. Maka, tidaklah berlebihan bila dikatakan, bahwa kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari aktivitas membuat, mencari dan menyebarkan berita.
Pada awalnya, kegiatan menyampaikan berita dilakukan secara langsung, tatap muka atau dari lisan ke lisan. Seiring berjalannya waktu, penyampaian berita mulai beralih menggunakan media cetak, seperti, koran, surat kabar dan sebagainya. Di era ini, dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, proses penyebaran berita juga kian mudah. Seperti kita ketahui bersama, sekarang untuk mendapatkan berita, kita cukup membuka aplikasi di gadget, lalu tinggal geser-geser layar, mudah bukan?
Kemudahan mengakses berita, membuat beragam berita kian bertebaran di internet. Hal ini akhirnya mengakibatkan para pengguna internet menjadi bingung. Pasalnya, saat ini, tidak semua berita yang berhamburan di internet sifatnya faktual (sesuai kenyataan dan realita), banyak juga kita jumpai berita non-faktual (berita yang tidak sesuai kenyataan dan realita/berita bohong) atau biasa kita sebut hoaks.
Berita faktual merupakan penopang masyarakat untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Berbeda dengan berita hoaks, yang alih-alih bermanfaat untuk kehidupan, ia justru kerap menimbulkan kegaduhan dan kekacauan, bahkan perpecahan.
Padahal, dengan kemudahan teknologi, kita sangat terbantu untuk memberitakan sesuatu kepada orang lain, tanpa perlu lagi merasa lelah karena menempuh jarak yang jauh, atau tidak perlu lagi merasa letih akibat terik matahari untuk sekadar menyampaikan suatu informasi atau berita. Nahasnya, kemudahan ber-medsos ini, kerap kali tidak diimbangi dengan laku yang baik. Artinya, layanan internet yang tersedia tidak digunakan sebagaimana tujuan awalnya, yakni untuk memudahkan interaksi dari jarak jauh. Justru, kemudahan itu digunakan sebagai ajang menyebarkan berita bohong demi berbagai kepentingan masing-masing.
Oleh karena itu, para pengguna internet harus terbiasa untuk menyaring berita yang akan dikirim, supaya orang lain yang mendapat berita itu merasa tenang ketika membaca atau mendengarnya. Selain itu, ketika kita mendapat berita di internet, seyogiyanya kita verifikasi terlebih dahulu kebenarannya. Supaya nantinya, berita yang kita sebarkan di internet adalah berita yang akurat.
Tidak berbeda dengan berita bohong, berita yang bersifat provokatif juga sangat berbahaya jika masyarakat tidak menyadari adanya provokasi tersebut. Seperti belakangan ini, marak terjadi kekacauan bahkan perpecahan. Hal itu bisa terjadi, tidak lain karena beredarnya berita provokasi. Yang mana, hal ini mampu membakar semangat para pembacanya untuk melakukan tindakan keras, brutal, tidak bermoral dan tindakan buruk lainnya.
Provokasi tentunya tidak akan muncul begitu saja, ada beberapa sebab yang melatarbelakanginya, misal, perebutan harta, tahta dan wanita. Masing-masing subjek dari perebutan ini akan terus berusaha menjatuhkan pesaingnya, bahkan tidak segan-segan, mereka akan menggunakan berbagai cara agar dapat mencapai keinginanya. Tidak jarang, perilaku yang dilarang pun akan mereka terjang begitu saja, tanpa memandang norma dan etika.
Secara logika, berita yang provokatif tentu sangat berlawanan dengan landasan hidup bermasyarakat, baik ditinjau dari segi agama, sosial, etika dan sebagainya. Oleh karena itu, Allah SWT mengingatkan hamba-Nya, untuk senantiasa mawas diri agar tidak sembarang bicara. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”
Berlandaskan ayat di atas, meskipun lafaz yang digunakan adalah ‘ucapan’, namun−saya rasa−kita tidak perlu memperdebatkan panjang lebar terkait berita yang disampaikan melalui tulisan ataupun pesan elektronik. Karena pada hakikatnya, tulisan adalah gambaran hati dan pikiran yang dituang dalam kertas atau media tertentu, seperti penulisan berita di aplikasi smartphone.
Semoga bacaan ini dapat meluruskan ucapan dan tulisan yang melenceng dari aturan dan norma yang telah disepakati bersama, amin.
Para pengguna internet harus terbiasa untuk menyaring berita yang akan dikirim, supaya orang lain yang mendapat berita itu merasa tenang ketika membaca atau mendengarnya. Selain itu, ketika kita mendapat berita di internet, seyogiyanya kita verifikasi terlebih dahulu kebenarannya. Supaya nantinya, berita yang kita sebarkan di internet adalah berita yang akurat.
Baca juga Essai, Opini dan Sastra dalam rubrik Selasar.
Penulis: Syafil Umam
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar
**Editor: M. Yusron Wafi
Tidak ada komentar