Yahya Cholil Staquf: Orang-orang yang Berjiwa Besar

waktu baca 4 menit
Selasa, 15 Mar 2022 20:24 0 10 Ansor Mesir

Ansormesir.org-Menjadi manusia yang memiliki jiwa besar adalah cita-cita semua manusia dalam mengarungi kehidupannya. Bagaimana tidak, jenis manusia seperti ini mampu bertahan hidup dalam segala kondisi, seperti yang diungkapkan oleh salah satu orang yang berpengaruh di Indonesia, yakni Emha Ainun Nadjib, yang kerap disebut Cak Nun. Beliau pernah berkata, “Orang yang berjiwa besar ibarat ikan hidup, dia mampu menerobos gelombang air, bukan seperti ikan mati, yang hanyut begitu saja, tanpa ada perlawanan”.

Tulisan ini bertolak dari kegelisahan yang saya temukan pada benak orang-orang, yang silih-berganti datang menceritakan kegelisahan dan ketakutan dalam hidupnya. Kemudian saya menyimpulkan, bahwa keadaan mereka sedang tidak baik-baik saja. Akhirnya, setelah kebingungan mencari solusi dari kesimpulan yang saya ambil, di suatu hari ketika sedang seru-serunya men-scroll YouTube, secara tidak sengaja saya menemukan video bagus untuk menjawab kegelisahan dan ketakutan orang-orang tersebut.

Video yang saya temukan adalah ceramah KH. Yahya Cholil Staquf tentang pentingnya jiwa besar yang mampu memikul dan mengusung cita-cita besar. Video tersebut memang sangat eksklusif untuk warga Nahdlatul Ulama, karena ceramah itu beliau sampaikan di hadapan para pemuda GP Ansor dan Banser Ansor NU. Namun, tidak menutup kemungkinan jika para pembaca adalah orang-orang dari kalangan selain NU. Tulisan ini saya tujukan untuk siapa saja yang bersedia membacanya, karena saya yakin akan kebenaran ajaran, yang disebarkan oleh para ulama NU.

Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa, ada lima cita-cita besar di balik berdirinya GP Ansor. Pertama: Menghapus segala bentuk penjajahan di atas dunia, karena hal itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Cita-cita bertujuan untuk membebaskan umat manusia dari tiran-tiran yang tega menindas sesama manusia dengan tanpa hak. Kedua: Melindungi muka bumi dan penduduknya, dengan membangun keamanan untuk melindungi seluruh umat manusia dari kezaliman yang dilakukan oleh siapapun. Ketiga: Memajukan kesejahteraan dan kemakmuran yang adil dan beradab. Keempat: Mencerdaskan kehidupan berbangsa, agar umat manusia terbebas; merdeka dari kebodohan. Kelima: Menegakkan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Kelima cita-cita di atas bukanlah hal yang remeh-temeh, yang bisa direalisasikan dengan hanya membatin dalam hati, tapi juga butuh aksi, dan bukan semudah mengukir pulau di atas bantal, melainkan membutuhkan tangan dan kekuatan yang senantiasa terus mengepal. Oleh karena itu, setelah menuturkan lima cita-cita di atas, beliau menyatakan bahwa cita-cita di atas adalah cita-cita mulia, demi peradaban yang mampu menaungi seluruh umat manusia. Cita-cita itu adalah hal yang besar, dan hal (cita-cita, ed.) yang besar tidak akan bisa dipikul, kecuali oleh orang-orang dan kader-kader yang berjiwa besar.

Tidak berhenti di situ, Kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu, menjelaskan siapakah yang dimaksud dengan kader-kader berjiwa besar. Beliau memberikan kriteria tentang kader-kader yang berjiwa besar. Pertama: Orang yang berjiwa besar adalah orang yang tidak pengecut, dalam arti, dia adalah orang yang berani berkorban apapun karena Allah SWT, bukan mereka yang mudah mengkerut dan takut sebab terpaan badai realita kehidupan. Kedua:  Orang yang berjiwa besar adalah orang yang tidak nggeragas (tamak terhadap harta dan tahta yang berada  dalam genggam tangan orang lain), karena pada hakikatnya, hal itu adalah hal receh, remeh, dan murah. Orang yang berjiwa besar adalah orang yang tidak akan menjual cita-cita besar dengan hal apapun. Ketiga: Orang yang berjiwa besar tidak mangkelan (tidak gampang marah, jengkel dan tersinggung). Karena, orang yang berjiwa besar adalah orang yang mampu mengamalkan ajaran; “mampu menahan amarah dan mudah memaafkan kesalahan orang lain, sebesar apapun kesalahan itu”, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an; surat Ali Imran: 134.

Pada akhir ceramahnya, beliau mengutarakan alasan mengapa seseorang harus memiliki jiwa besar: “Orang yang memiliki jiwa besar akan mampu melaksanakan usaha untuk menggapai cita-cita yang besar pula” singkat Gus Yahya. Beliau melanjutkan, “Kita berjuang bukan hanya untuk kelompok kita sendiri, bukan haya untuk Nahdlatul Ulama, namun kita melakukan perjuangan karena untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.”

Adapun berkah dan hikmah yang dapat kita ambil dari ceramah tersebut, adalah pengetahuan dan kesadaran kita mengenai betapa pentingnya memiliki jiwa besar dalam berkehidupan. Dan, dengan ceramah itu pula, saya mengerti bagaimana cara menjawab pertanyaan dari orang-orang yang telah menceritakan kegelisahan dan ketakutan dalam hidupnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang mempunyai sifat seperti sifat-sifat yang tersurat dalam hadis Nabi Muhammad SAW: “Kekayaan yang sesungguhnya bukanlah tentang banyaknya harta dan bekal hidup, tapi kekayaan yang sejati adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari).

Gus Yahya mengutarakan alasan mengapa seseorang harus memiliki jiwa besar: “Orang yang memiliki jiwa besar akan mampu melaksanakan usaha untuk menggapai cita-cita yang besar pula” singkat Gus Yahya. Beliau melanjutkan, “Kita berjuang bukan hanya untuk kelompok kita sendiri, bukan haya untuk Nahdlatul Ulama, namun kita melakukan perjuangan karena untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.”

Penulis: Syafil Umam

(Wakil Ketua PC GP Ansor Mesir Bidang Keilmuan dan Ideologi)

Editor: M. Yusron Wafi

Baca juga Essai, Opini dan Sastra dalam rubrik Selasar. Lihat artikel tentang Aswaja, dalam rubrik Mimbar.

Ansor Mesir

Admin Website Ansor Mesir

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA