Hijrah Sebagai Manifestasi Integritas Rasulullah SAW

waktu baca 5 menit
Rabu, 10 Agu 2022 04:03 0 10 Ansor Mesir

Ansormesir.org–Rasulullah SAW adalah figur pemimpin yang ideal. Dia adalah penyayang anak-anak kecil, penyantun orang tua, dan penantang para pengusik stabilitas agama. Menghitung kemuliaan Rasulullah SAW sama saja dengan menghitung buih di atas ombak dan bagai menghitung pasir di hamparan gurun yang tak bertuan.

Di bulan Muharam ini, banyak terjadi peristiwa mulia. Mulai dari diterimanya taubat Nabi Adam AS, dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan hiu,  diselamatkannya Nabi Musa AS dan Bani Israil dari kepungan Firaun, dan lain sebagainya. Namun, yang paling penting untuk diperingati dan dipelajari hikmahnya adalah peristiwa hijrah Rasulullah SAW, ya, dari Makkah menuju Madinah.

Setelah mendapat tekanan yang bertubi-tubi dari kelompok musyrikin, Rasulullah pun memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Dan benar, hijrah Rasulullah SAW terjadi di bulan Rabiulawal, lantas mengapa perayaan peristiwa tersebut acap diselenggarakan pada bulan Muharam? Pertanyaan yang menarik. Dalam Fath al-Bâri, Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalâni menjelaskan alasan hijrah sering kali dirayakan pada bulan Muharam, adalah karena niat atau rencana untuk hijrah dicanangkan pada bulan itu. Sebagai pembuka dari rangkaian peristiwa mulia itu, Rasulullah terlebih dahulu mengadakan acara baiat ‘Aqabah II yang terjadi di bulan Zulhijah.

Banyak kalangan yang memperingati 10 Muharam dengan cara bersolek diri, guna menghadiri acara suronan, yaitu memakai wewangian, menyantuni anak yatim, bertukar hadiah, dan seterusnya. Hal di atas adalah tradisi yang baik dan positif bagi keberlangsungan kehidupan bermasyarakat, dan harus dikonservasi secara serius. Tradisi-tradisi itu juga secara tidak langsung adalah sebuah manifestasi ajaran Rasulullah untuk terus menjaga perdamaian.

Perdamaian merupakan titah pertama Rasulullah semenjak kedatangan beliau di Madinah. “Sebarkanlah perdamaian, berilah makanan kepada orang lain, jagalah ikatan silaturahmi, dan salatlah di waktu malam dalam, sedangkan manusia terlelap dalam tidurnya.” (HR. Tirmîdzi). Dengan titah itu, kita bisa memahami bahwa Rasulullah ingin umatnya tetap bersatu, guyub-rukun, dan menjauhi pertumpahan darah, setetes pun.

Hal kedua yang bisa diambil dari hijrah beliau adalah keyakinan. Dan keyakinan adalah hal fundamental dan primordial bagi seluruh mukminin. Ketika itu, Rasulullah dan karibnya, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddîq lari dari kejaran musyrikin, lalu keduanya beresembunyi di goa Tsur. Beberapa saat setelah berhasil masuk ke dalam goa, Rasulullah mendapati Abu Bakar ketakutan; jika musyrikin berhasil menemukan persembunyian mereka. Lantas Rasulullah menasehatinya; untuk tetap tenang dan tetap yakin bahwa Allah selalu bersama mereka. Di akhir cerita, Allah benar-benar membersamai mereka dengan memberi rasa tenang dan mengirimkan bala tentara yang tak kasat mata, dan beliau berdua selamat dari ancaman musyrikin. Kemudian peristiwa itu diabadikan dalam surat At-Taubah.

Adapun hal ketiga adalah pelajaran yang tak kalah penting dari dua pelajaran di atas. Yakni, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berusaha dalam mencapai keinginan dan cita-citanya. Beliau tidak pernah mengajarkan kita berdoa atau berharap saja. Namun lebih dari itu, Rasulullah juga memberi contoh yang berupa aksi nyata untuk merealisasikan doa itu. salah satu doa Rasulullah adalah supaya agama ini berjaya dan menyebar ke seluruh pelosok dunia. Kemudian hijrah ini menjadi manifestasi dari doa-doa Rasulullah SAW. Mengetahui kegigihan Rasulullah, baik berdoa maupun usaha, kita bisa menyimpulkan bahwa, kita perlu mendoakan kerja kita, dan mengerjakan doa kita.

Sebagai penyempurna, penulis mencoba menyantumkan hal keempat, yakni bagaimana Rasulullah menyiapkan enam strategi ciamik untuk memulai hijrahnya. Pertama, Rasulullah memberi instruksi kepada para sahabat untuk berangkat terlebih dahulu, secara diam-diam, dan Rasulullah menunggu turunnya wahyu mengenai perizinan beliau untuk melaksanakan hijrah, lalu Rasulullah menyusul mereka bersama Abu Bakar Ash-Shiddîq.

Kedua, setelah mendapat izin untuk hijrah, Rasulullah pun segera mengunjungi kediaman Abu bakar, di siang hari. Kunjungan itu tidak seperti biasanya. Kemudian Rasulullah memberi tahu bahwa beliau akan hijrah, dan meminta Abu Bakar untuk menemaninya.

Ketiga, Rasulullah meminta Sayyidina Ali bin Abi Thâlib untuk tidur di tempat tidurnya. Hal itu dilakukan dengan tujuan mengelabui kelompok Quraisy. Di samping itu, Allah juga memberikan pertolongan; dengan membutakan mata mereka, agar tidak mampu melihat Rasulullah yang berjalan di hadapan mereka.

Keempat, bersembunyi di goa Tsur sambil menunggu kelengahan musuh yang tengah mengepungnya. Dan ketika musuh-musuh itu putus asa, Rasulullah keluar dan melanjutkan perjalanannya ke Madinah, sembari berharap perlindungan dari Allah SWT.

Kelima, Rasulullah menyiapkan perbekalan dan membagi tugas kepada keluarga Sayyidina Abu Bakar. Sebagian dari mereka ada yang ditugaskan menyiapkan bekal (sekaligus membawanya), ada yang bertugas sebagai pengintai gerak-gerik orang-orang Quraisy, dan sebagian lainnya bertugas untuk membawa hewan ternak untuk menghapus bekas jejak kaki Rasulullah, sehingga orang-orang Quraisy tidak mampu mengikuti Rasulullah dan Abu Bakar ketika hendak bersembunyi di goa Tsur.

Keenam, Rasulullah mencari jalan alternatif, jalan yang tidak pernah dilalui oleh siapapun. Dalam aksi ini, Rasulullah mengajak Abdullah bin Uraiqhith sebagai penunjuk jalan.

Kisah singkat peristiwa hijrah dan kegigihan Rasulullah SAW di atas adalah manifestasi dari integritas Rasulullah SAW sebagai pemimpin dan panutan. Cucuran keringat dan darah, serta  kemurnian niatnya untuk terus memperjuangkan Islam dan menyebarkannya ke pelosok dunia menjadi bukti bahwa beliau adalah panutan yang begitu spesial dan ideal. Semoga dengan merayakan peristiwa ini, kita dapat memupuk pohon-pohon cinta kepadanya, lantas memetik buahnya kelak di yaumil-liqa’. Amin.

Baca juga EssaiOpini dan Sastra dalam rubrik Selasar.

 

Penulis: Syafil Umam

(Wakil Ketua PC GP Ansor Mesir Bidang Keilmuan dan Ideologi)

Ansor Mesir

Admin Website Ansor Mesir

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA